Senin, 05 November 2007

Aku dan Teman Adikku

Pertama kali aku mengenal hubungan sexual yang sebenarnya terjadi pada
saat adik perempuanku memperkenalkan kepadaku seorang teman wanitanya.
Sejak pertama kali aku melihat, memang aku sangat tertarik pada wanita
ini, sebut saja namanya Nuke. Suatu saat Nuke datang ke rumahku untuk
bertemu dengan adikku yang kebetulan tidak berada di rumah. Karena sudah
akrab dengan keluargaku, meskipun di rumah aku sedang seorang diri,
kupersilakan Nuke masuk dan menunggu.

Tapi tiba-tiba ada pikiran nakal di otakku untuk nekat mendekati Nuke,
meskipun rasanya sangat tidak mungkin. Setelah berbasa-basi seperlunya,
kutawarkan dia untuk kuputarkan Blue Film. Mulanya dia menolak karena
malu, tapi penolakannya kupikir hanya basa-basi saja. Dengan sedikit
ketakutan akan datangnya orang lain ke rumahku, aku putarkan sebuah blue
film, lalu kutinggalkan dia menonton seorang diri dengan suatu harapan
dia akan terangsang. Benar saja pada saat aku keluar dari kamar, kulihat
wajah Nuke merah dan seperti menahan getaran. Aku mulai ikut duduk di
lantai dan menonton blue film tersebut. Jantungku berdegup sangat keras,
bukan karena menonton film tersebut, tapi karena aku sudah mulai nekat
untuk melakukannya, apapun resikonya kalau ditolak.
Kubilang pada Nuke, "Pegang dadaku.., rasanya deg-degan banget", sambil
kutarik tangannya untuk memegang dadaku. Dalam hitungan detik, tanpa
kami sadari, kami telah berciuman dengan penuh nafsu. Ini pengalaman
pertamaku berciuman dengan seorang perempuan, meskipun adegan seks telah
lama aku tahu (dan kuinginkan) dari berbagai film yang pernah kutonton.
Mulutnya yang kecil kukulum dengan penuh nafsu.

Dengan penuh rasa takut, tanganku mulai merayap ke bagian dadanya.
Ternyata Nuke tidak marah, malah kelihatan dia sangat menikmatinya.
Akhirnya kuremas-remas buah dadanya dengan lembut dan sedikit menekan.
Tanpa terasa kami sudah telanjang bulat berdua di tengah rumah. Setelah
puas aku mengulum puting susu dan meremas-remas buah dadanya, mulutku
kembali ke atas untuk mencium dan mengulum lidahnya. Sebentar kemudian
malah Nuke yang turun menciumi leher kemudian dadaku. Tapi sesuatu yang
tak pernah kubayangkan akan dilakukan seorang Nuke yang usianya relatif
masih sangat muda, ia terus turun menciumi perut sambil mulai
meremas-remas kemaluanku. Aku sudah sangat terangsang.

Kemudian mataku hampir saja keluar ketika mulutnya sampai pada batang
kemaluanku. Rasanya nikmat sekali. Belum pernah aku merasakan kenikmatan
yang sedemikian dahsyat. Ujung kemaluanku kemudian dikulum dengan penuh
nafsu. Nampak luwes sekali dia menciumi kemaluanku, aku tidak berpikir
lain selain terus menikmati hangatnya mulut Nuke di kemaluanku. Kupegang
rambutnya mengikuti turun naik dan memutarnya kepala Nuke dengan poros
batang kemaluanku.

Setelah sekian lama kemaluanku di lumatnya, aku merasakan sesuatu yang
sangat mendesak keluar dari kemaluanku tanpa mampu kutakah lagi. Kutahan
kepalanya agar tak diangkat pada saat spermaku keluar dan dengan menahan
napas aku mengeluarkan spermaku di mulutnya. Sebagian langsung tertelan
pada saat aku ejakulasi, selebihnya ditelan sebagian-sebagian seiring
dengan keluarnya spermaku tetes demi tetes.

Aku tertidur pulas tanpa ingat lagi bumi alam. Kurang lebih sepuluh
menit kemudian aku terbangun. Aku sangat kaget begitu kulihat tepat
dimukaku ternyata kemaluan Nuke. Rupanya pada saat aku tertidur, Nuke
terus menjilati kemaluanku sambil menggesek-gesekan kemaluannya pada
mulutku. Meskipun awalnya aku takut untuk mencoba menjilati kemaluannya,
tapi karena akupun terangsang lagi, maka kulumat kemaluannya dengan
penuh nafsu. Aku segera terangsang kembali karena pada saat aku menciumi
kemaluan Nuke, dia dengan ganas mencium dan menyedot kemaluanku dengan
kerasnya. Aku juga kadang merasakan Nuke menggigit kemaluanku dengan
keras sekali, sampai aku khawatir kemaluanku terpotong karenanya.

Setelah puas aku menjilati kemaluannya, aku mulai mengubah posisiku
untuk memasukkan kemaluanku pada kemaluannya. Tapi dia menolak dengan
keras. Ternyata dia masih perawan dan minta tolong padaku untuk tidak
membimbingnya supaya aku memasukkan kemaluanku pada kemaluannya.
Terpaksa aku menjepitkan kemaluanku di payudaranya yang besar dan ranum.
Sambil kugerakkan pantatku, ujung kemaluanku di kulum dan dilepas oleh
Nuke. Aku tidak mampu menahan aliran spermaku dan menyemprot pada muka
dan rambutnya. Aku melihat seberkas kekecewaan pada raut wajahnya. Saat
itu aku berpikir bahwa dia takut tidak mencapai kepuasan dengan
keluarnya spermaku yang kedua. Tanpa pikir panjang aku terus turun ke
arah kemaluannya dan menjilati dengan cepatnya.

Karena aku sudah tidak bernafsu lagi, kujilati kemaluannya sambil
berhitung untuk supaya aku terus mampu menjilati dalam keadaan tidak
bernafsu sama sekali. Pada hitungan ke 143 lidahku menjilati kemaluannya
(terakhir clitorisnya), dia mengerang dan menekan kepalaku dengan keras
dan menjerit. Dia langsung tertidur sampai aku merasa ketakutan
kalau-kalau ada orang datang. Kugendong Nuke ke tempat adikku dalam
keadaan tertidur dan kupakaikan baju, lalu kututup selimut, lantas aku
pergi ke rumah temanku untuk menghindari kecurigaan keluargaku. Inilah
pengalaman pertamaku yang tak akan pernah aku lupakan. Aku tidak yakin
apakah akan kualami kenikmatan ini lagi dalam hidupku.

*TAMAT*

Tidak ada komentar: